Beranda | Artikel
Apa Saja Salat Sunah Rawatib? - Syaikh Utsman al-Khamis #NasehatUlama
Selasa, 28 Juni 2022

Apa Saja Salat Sunah Rawatib? – Syaikh Utsman al-Khamis #NasehatUlama

Apa saja yang termasuk Salat Sunah Rawatib? Terdapat perbedaan pendapat, apakah Salat Sunah Rawatib terdiri dari 10 atau 12 rakaat. Ada perbedaan pendapat, apakah Salat Sunah Rawatib 10 atau 12 rakaat.

Adapun yang berpendapat 10 rakaat, maka itu adalah 2 rakaat sebelum Zuhur dan 2 rakaat setelah Zuhur, 2 rakaat setelah Maghrib, 2 rakaat setelah Isya, dan 2 rakaat sebelum Subuh. Inilah yang 10 rakaat. Sedangkan yang berpendapat 12 rakaat, maka yang sebelum Zuhur adalah 4 rakaat (2 rakaat salam dan 2 rakaat salam)

Inilah salat-salat Sunah Rawatib. Makna Salat Sunah Rawatib adalah salat-salat sunah yang senantiasa dilaksanakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun ada juga salat sunah lainnya, tetapi bukan Sunah Rawatib, seperti Salat Duha; Nabi dahulu melaksanakannya dan terkadang meninggalkannya, seperti juga salat sunah antara Salat Maghrib dan Isya, terkadang Nabi melaksanakannya dan terkadang tidak; untuk menjelaskan itu sunah, yakni menjelaskan bahwa itu Salat Sunah Mutlaq saja. Para ulama menyebutnya sebagai sunah yang bukan rawatib. Adapun Sunah Rawatib adalah sunah yang senantiasa dikerjakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

======================================================================================================

مَا السُّنَنُ الرَّاتِبَةُ؟

السُّنَنُ الرَّاتِبَةُ يُخْتَلَفُ فِيهَا أَهِيَ عَشْرٌ أَمِ اثْنَتَا عَشْرَةَ رَكْعَةً

مُخْتَلَفٌ فِيهَا هَذِهِ عَشْرُ رَكَعَاتٍ أَوِ اثْنَتَا عَشْرَةَ رَكْعَةً

مَنْ يَقُولُ عَشْرَ رَكَعَاتٍ يَقُولُ اثْنَتَانِ قَبْلَ الظُّهْرِ اثْنَتَانِ بَعْدَهَا

وَاثْنَتَانِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَاثْنَتَانِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَاثْنَتَانِ قَبْلَ الْفَجْرِ

هَذِهِ عَشْرٌ

وَمَنْ قَالَ هِيَ اثْنَتَا عَشْرَةَ رَكْعَةً يَجْعَلُ قَبْلَ الظُّهْرِ أَرْبَعًا

فَيَقُولُ هَذِهِ السُّنَنُ الرَّاتِبَةُ

وَمَعْنَى الرَّوَاتِبِ هِيَ الَّتِي كَانَ يُحَافِظُ عَلَيْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

لَكِنْ فِيهِ سُنَنٌ أُخْرَى لَكِنَّهُ غَيْرُ رَاتِبَةٍ

مِثْلُ سُنَّةِ الضُّحَى النَّبِيُّ كَانَ يَفْعَلُهَا وَيَتْرُكُهَا

مِثْلُ الصَّلَاةِ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ

13
كَانَ النَّبِيُّ يُصَلِّيَ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَأَحْيَانًا لَا يُصَلِّي لِيُبَيِّنَ السُّنَّةَ

الَّتِي هِيَ النَّفْلُ الْمُطْلَقُ هَكَذَا

هَذِهِ يُسَمُّونَهَا سُنَنًا غَيْرَ رَاتِبَةٍ

الرَّاتِبَةُ هِيَ الَّتِي كَانَ يُحَافِظُ عَلَيْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

 

 


Artikel asli: https://nasehat.net/apa-saja-salat-sunah-rawatib-syaikh-utsman-al-khamis-nasehatulama/